Senin, 08 Juli 2013

Bagaimana cara membuat novel yang memiliki energi besar dan bisa memberikan gairah bagi pembaca? Ini adalah garis besar bagi Anda dengan menggunakan metode 30 hari, sampai menjadi snapshot yang utuh. Setelah menyelesaikan ini semua, Anda harus merasa memiliki bakat untuk membuat buku novel.
Saya menerjemahkan sebuah artikel menarik: “How To Write a Book In 30 Days dari laman guardian. Artikel tersebut merupakan draft pertama dalam 30 Hari (Writer Digest Books) oleh Karen Wiesner yang sudah disempurnakan. Wiesner telah memiliki 90 buku yang diterbitkan dalam 14 tahun terakhir, dan telah memenangkan 124 penghargaan. Aktivitas terbarunya menulis Fiksi Series, dan akan dicetak menjadi buku pada Mei 2013
Pedoman ini menurut penulisnya, setara dengan draft pertama naskah. Isinya sudah direvisi secara menyeluruh. Ini akan kelihatan setelah membaca semuanya ketika novel Anda selesai.
Dalam panduan ini, Anda akan bekerja dengan asumsi bahwa, draft pertama dari buku Anda bukanlah rancangan yang sepenuhnya telah utuh. Garis besar yang Anda buat selama 30 hari ke depan, akan menjadi fondasi baru.
Anda komitmen untuk metode 30-hari
Metode 30 hari membutuhkan banyak komitmen dari Anda sebagai penulis. Hal pertama yang Anda butuhkan untuk menjadi seorang penulis produktif adalah disiplin diri. Metode ini mengharuskan Anda untuk mengabdikan diri. Sebab, tidak semua orang dapat menyelesaikan garis rancangan pertama, persis 30 hari pada saat percobaan. Tapi bukan berarti Anda tidak mencoba untuk melakukannya.
Metode ini, sama seperti metode yang lain. Membutuhkan jumlah latihan yang cukup. Semakin Anda menggunakan metode ini, semakin banyak menghabiskan waktu dan usaha untuk menguraikannya. Di masa depan Anda mungkin melihat itu. Memiliki sedikit waktu untuk menulis draft penuh pertama dari buku Anda.
Apakah berarti Anda telah gagal jika membutuhkan waktu 90 hari (bukan 30 hari) untuk membuat sebuah novel? Tentu saja tidak. Jika Anda membutuhkan waktu lebih atau kurang dari itu untuk melakukan langkah-langkah tertentu, dalam prosesnya Anda dapat menyesuaikan jadwal dengan mudah.
Metode ini, akan membuat Anda bekerja lebih keras dibandingkan dengan yang pernah dilakukan sebelumnya. Beberapa orang akan menikmati tantangan menggunakan metode ini. Temukan apa yang bisa Anda lakukan dalam dalam jangka panjang, tidak hanya untuk saat ini saja. Bahkan,  jika Anda menemukan 30 hari berikutnya yang sulit, itu akan lebih mudah sebagai pengalaman.
Memahami metode jadwal 30-hari
Perlu diketahui! Masing-masing dari enam tahap dalam metode 30 hari memiliki jadwal tersendiri. Jadwal individu dibahas panjang lebar di awal setiap bab. Jangan khawatir, jika Anda harus membiarkan diri, satu hari atau dua hari untuk beberapa tugas.
Ketika Anda telah akrab dengan metode 30 hari, akan lebih mudah menemukan untuk taat dengan jadwal. Langkah pertama untuk menciptakan garis yang komprehensif sangatlah kasar. Garis awal yang Anda buat ditahap pertama tidak akan berisi segalanya. Anda hanya akan mendapatkan dasar-dasarnya saja.
Dari setiap langkah Anda, akan mengembangkan rincian lebih lanjut setiap aspek dari buku. Garis besar Anda akan tumbuh untuk mencerminkan itu, ketika Anda menulis draft pertama buku, evaluasi kembali outline secara berkala.
Kreativitas dan garis
Penulis yang belum mencoba menguraikan sistem 30 hari, akan memiliki banyak pertanyaan. Apakah mungkin garis besar bisa menjadi fleksibel? Dapatkah memperhitungkan individualitas saya sebagai penulis? Dapatkah saya terus menjadi kreatif dengan menggunakan outline?
Dapatkah saya menggunakan outline untuk menulis setiap genre fiksi? Apakah dengan menggunakan garis besar, akan mengurangi juga jumlah penulisan ulang yang harus saya lakukan? Apakah dengan menggunakan garis besar, akan membawa saya sedikit waktu untuk menyelesaikan sebuah proyek dari awal sampai akhir?
Meskipun demikian, banyak orang yang mencari metode agar dalam cara menulis novel, menghapus sukacita menciptakan. Mereka ingin sesuatu yang merampingkan proses.
Garis besar yang belum begitu lengkap, sebenarnya memenuhi syarat sebagai draft pertama novel. Hal ini memungkinkan para penulis termasuk Anda melakukan sedikit pekerjaan, dan mengurangi jumlah konsep yang dibutuhkan.  Bahkan ketika menciptakan hanya satu rancangan.
Snapshot ini dapat disesuaikan dan disusun kembali sampai halus dan kuat. Dengan merevisi garis komprehensif novel, Anda dapat merevisi 50 sampai 100 halaman. Bukan satu, dua, tiga atau bahkan empat kali revisi.
Panduan 30 hari mengajarkan Anda bagaimana bekerja lebih sistematis,  disiplin diri, menjadi penulis produktif, tidak peduli genre Anda atau tingkat pengalaman yang dimiliki. Anda seorang individu, mungkin memiliki metode tersendiri untuk mendapatkan pembelajaran, sambil membantu menjelaskan visi tentang cerita sebelum mulai menulis sampai rancangan akhir yang penuh

Menyusun Kerangka Cerita (Chating Saya dan Farobi Saat Kursus Menulis 100 Hari)

Lingkugan BelajarBagaimana Cara Menyusun Kerangka Cerita Novel?
Berikut ini salah satu contoh dialog saya sama Peserta Kursus Menulis 100 Hari dengan Chating di Facebook. (yang udah saya edit sana-sini biar enak dibaca)
“Murid” saya yang satu ini bernama Farobi. Dia baru duduk di kelas 3 MTs. Dalam chating, inisial saya: “Ags” dan inisial Farobi : “123″. Tema pembahasan: Menyusun Kerangka Cerita Dengan Menyusun Bab.
Mudah-mudahan chating ini dapat menginspirasi Anda…. Yuk… kita simak bersama:
Ags: Materi: “Menyusun Kerangka Cerita Dengan Bab”
123: Oh gtu ok dah berangkat !

Ags: sebelumnya… udah baca ebook “10 Senjata Pamungkas Dalam Menulis” belum?
123: Udh gan
Ags: oke disitu banyak senjata. kita bisa pake untuk bikin paragraf dan bab. Begini… bab dari bahasa arab artinya pintu. pernah dengar ini? farobi MTS apa SMP?
123: Mts gan
Ags: hmmm… pasti nyambung kalo diajak bahasa arab. bab artinya pintu. tiap pintu kan, ada namanya. pintu 1, pintu 2, pintu 3. pintu pendahuluan, pintu isi, pintu penutup.
123: Hmmm bisa jadi. Iya gan trus ? Iya seperti bab gan
Ags: pintu depan, pintu tengah, pintu kamar, pintu wc, pintu dapur, pintu belakang. seperti rumah, begitulah buku, begitu juga novel
123: Rumah itu seperti novel gan
Ags: novel itu seperti rumah. rumah itu seperti novel
123: Iya gan trus gmna ?
Ags: ketika tamu masuk ke rumah, ia akan masuk lewat pintu depan dulu, trus disuruh duduk
123: Brrti pembuka dlu gan. Duduk ibarat apa ?
Ags: hmm … pernah nonton acara griya unik?
123: Engga gan pernahnya bioskop. Pernahnya bioskop gan
Ags: bukan… itu acara membahas keunikan sebuah rumah. Kita akan diajak berkunjung ke rumah unik sama si pembawa acara, Pembawa acaranya denny. nah si deni ini kenalan dulu dg tuan rumah dan izin meliput seisi rumah.
123: Oh itu iya pernah nnton saya gan
Ags: apa yang pertama kali diperlihatkan oleh pemilik rumah? ya ruang tamu dulu. setelah itu ruang2 berikutnya, seperti kamar tidur, dapur, taman dll
123: Iya gan soalnya di depan abis itu baru bagian tengah sama belakang
Ags: nah begitulah keinginan pembaca novel kita. mereka itu ingin menikmati keunikan cerita kita. bila tidak unik ngapain “berkunjung”
123: Nah iya gan saya mau nanya caranya biar pembaca novel kita tertarik gmna ?
Ags: sebelum bahas unik ga unik, kita bahas cara membuat bab dulu, kita harus menata bab dg baik. tata dulu babnya.. unik ga uniknya belakangan. yang penting kita bisa bikin pembaca melihat “rumah novel” kita teratur. tidak bikin bingung pembaca
123: Iya gan, sorry novel saya berantakan bgt msa depannya tentang cita”
Ags: bagini…. bagian bab novel itu ada pembuka, isi dan penutup….
123: Lantas ?
Ags: pembuka biasanya perkenalan dengan tokoh. itu untuk bab 1 dan bab2
123: Iya saya itu sehabis perkenalan tokoh saya langsung cita” dari kecil sampe gede gan
Ags: Kalo bisa pada saat mengenalkan tokoh, masalah sudah mulai diangkat..baru berikutnya pada bab 3 dan seterusnya. tokoh protagonis dan antagonis diperlihatkan pertentangannya. berikutnya pertentangannya semakin “berat”. bab berikutnya semakin berat lagi. bab berikutnya tambah berat. dan sampai pada klimaks. baru menurun ke bab penyelesaian.
123: Contohnya sperti novel apa gan ?
Ags: saya kasih contoh film aja ya… novel itu sama dengan film. bila sering nonton film akan tergambar gambaran bab2nya. pertama tokoh muncul dengan membawa masalah….kita ambil film apa misalnya… untuk jadi contoh…
Farobi suka film apa? film apa yang bikin farobi berkesan? barat atau indo?
123: Indo yang kaya cinta brontosaurus, kambing jantan, sang kiyai
Ags: wah belum pernah nonton. yang umum aja
123: Hahaha negri 5 menara
Ags: yang lain. pernah nonton film pendek?
123: Apaan ya ? Sterah anda dah gan
Ags: satu jam langsung selesai. itu cocok untuk dijadikan novel
123: Iya pernah
Ags: misal saya pernah nonton film yg berjudul … hmmm…
123: apaan gan ?
Ags: “Ustazah ahli neraka” Awalnya gini….
123: Ceritain gan
Ags: filmnya 2 jam tambah iklan. Artinya 1 jam. Pertama…
123: Awalnya gmna gan ?
Ags: ustazah A tampak sedang ceramah di musolla… (lalu disorotlah para jemaah dan musollanya… nama majelis taklimnya.. trus si ustazah pulang)
123: Lanjut gan
Ags: setelah itu disorot (kalo film nyorotnya pake kamera) rumahnya. disorot juga suami anak dan tetangganya. ini namanya bab awal novel. siapa suami, siapa anak, siapa ibu, siapa tetangga… tapi tidak harus semua disorot
123: Perkenalan gan ?
Ags: Yoi…salah satu juga boleh. trus bab 2
123: Kayanya gmna gan bab 2 ?
Ags: ustazah ini disorot ekonominya. ekonominya pas-pasan
123: Keuangannya ? Trus gan ?
Ags: nah … baru pada bab 3, ia dipertemukan dengan tokoh lain. usatazah B yang kaya raya, yang tenar, yang kondang
123: Brrti intinya bab 2 itu apa gan ?
Ags: bab 2 itu masih kenalan
123: Nanya dlu sedkit brrti bab 2 intinya apa gan ?
Ags: intinya bab 2 itu nyorot kehidupan ustazah yang sedrhana. trus bab tiga dia berhadapan dengan usatazah yang kaya dan tenar.
123: Selain ustazah gan. Klo ceritanya bukan ustazah gmna ?
Ags: kita bikin si A dan si B aja. disini si A dan B mulai rebut lahan. lahan dakwah. si A selalu mengalah. si B karena terkenal selalu dapat jatah ngisi kajian dimana2. namun si A tetap sabar walaupun si B agak sedikit sinis dan sombong melihat si A. si A Sampai dikata2i sebagai ustazah kuno. namun ia tetap sabar…
123: lanjut bab berikut…
Ags: si B ternyata diuji sama Tuhan. dia Kecelakaan. kakinya patah. dak bisa dakwah. cuma bisa duduk di rumah. pasrah.
123: bab berikutnya…
Ags: karena si B sudah tidak aktif. akhirnya si A kini yang diundang dakwah. kemana2 dan dimana2. ia sekarng sudah tenar. dia sekarang yang jadi idola. dia sekarang y berkuasa. di desanya. dia dipuji. disanjung2. uang mengalir deras. kini ia naik pangkat. dari yang sederhana. jadi kaya. dia berada di top level
123: bab berikutnya
Ags: bab konflik semakin meruncing. malah si A yang kini mencibir si B. malah si B yang kini jadi sederhana. dan qonaah. cukup dengan apa adanya.Bersabar atas sakit yang diderita.
Si A tidak pernah menjenguk si B yg sakit. padahal rumah tidak terlalu jauh. bahkan sampai ditanya2 masyarakat. “kenapa si A jadi sombong begini.” namun dia cuek aja
123: bab berikutnya
Ags: sampai suatu ketika. si B dikabarkan meninggal dunia. sedangkan si A sedang show di TV. pulang larut malam. tak sempat mikir dan lihat tetangga. masyarakat bertanya2. mana si A. katanya ahli agama. tetangga meninggal saja tidak ta’ziah. dan si A malah makin cuek.
suami, ibu, sudah menasehati. “istirahatlah Ma” kata suaminya
“Jenguk si B meninggal” lanjut suaminya
“Istirahatlah A, kunjungi si B” kata ibunya.. “Ga enak sama tetangga…” lanjut ibunya…
bukannya sadar malah si A sedikit marah sama kedua orang, suami dan ibunya….
123: Trus gan ?
Ags: ini bab klimaks…. (selamat datang di top konflik puncak masalah masalah meruncing di sini inilah bab Klimaks…) mari simak… si A masa bodoh dg apa y ada. dia tetap kejar tayang. untuk show di bulan ramadan.
Ia berceramah penuh retorika. mengumbar dalil ini dalil itu. umat islam mau begini harus begitu… ia tampak serius dan tulus menasehati….
tanpa diduga…. ketika selesai shooting ia kesenggol kabel “telanjang”. tak ada pembungkusnya. maklum kru shooting juga lelah. lupa mengurus semua. si A pun kesetrum….dan sekarat. di bawa ke Rumah sakit. tak sadar diri dan…
Si B datang menjenguk… ingin menyapa namun si A sekarat…
seminggu menanggung derita si… A meninggal di RS…masyarakt heboh dan bersedih…
123: Trus gan (bab anti klimaks)?
Ags: anak bangsa berkabung berduka. ustazah A yang baik dan alim. telah tiada. semua berkabung… sedih mengiringi jenazah si A ke pemakaman…..
Yups… mari  masuk ke bab penyelesain. bab penutup
di pekuburan yang sepi. seorang tua, keamanan dan penjaga kuburan. berkeliling memantau kondisi. menggunakan senter. dan… tiba2 dia mencium bau busuk. dari salah satu kuburan. terdengar pula suara jeritan minta tolong. dan si tua mendekat. ia endus2 bau busuk tadi. sangat busuk. menyengat
ternyata berasal dari satu kuburan. si tua masih penasaran. ia pun mendekat pelan. matanya ditujukan pada. satu kuburan yang masih baru. tanahnya masih longgar. dia amati lagi. matanya diarahkan ke batu nisan. ia baca tulisan di sana. “usatazah A Lahir tangal hari tahun meinggal hari tahun” si tua pun berucap, “Astagfirulloh… Mengapa kuburan mulia ini busuk sekali baunya?”
inilah kisah. seorang “Ustazah Ahli Neraka…”
TAMAT
Yup… demikian potongan dialog saya dengan Farobi tentang membuat kerangka cerita dengan menyusun bab secara logis dan teratur…dimulai dengan pembukaan dilanjutkan dengan alur pertentangan yang menuju pada puncak konflik alias klimaks (inti cerita) dan diakhiri dengan anti klimaks alias penutup….
Tips: Salah satu cara cepat mencari inspirasi untuk menulis novel adalah dengan mengamati jalan cerita sebuah film, kalo bisa film pendek biar tidak pusing dengan panjangnya cerita. Hal ini bermanfaat untuk mempermudah kita menuliskan jalan cerita dengan membayangkan kejadian yang ada di film…..
Demikian posting ini dibuat… semoga bermanfaat….
ini bab klimaks…. (selamat datang di top konflik puncak masalah masalah meruncing di sini inilah bab Klimaks…) mari simak…


 http://caramenulisnovel.com/kursus-menulis-novel/menyusun-kerangka-cerita.htm#more-526